Pesantren
Antariksa
Namaku
Ken Eldaverr Sydven. Aku adalah laki-laki yang terlahir di utara Gunung Sharap,
Mars. Aku tinggal bersama dua sahabatku, Mark Arzeil dan Askley Winfey. Berbeda
dengan makhluk-makhluk yang ada di bumi, aku bisa beradaptasi dengan udara di
planet ini. Planet ini memiliki ukuran setengah kali ukuran bumi, memiliki
pemandangan yang spektakuler, dan gunung-gunung yang menjulang tinggi ke
angkasa dengan badai debu yang berkisar kecil. Aku, Mark, dan Askley selalu
berltih berkomunikasi dengan bahasa manusia di bumi, karena itu hal terpenting
untuk kami bisa berkomunikasi dengan mereka. Kami mempelajari suatu bahasa yang
sangat memudahkan kami, yaitu bahasa Inggris. Namun Askley mempelajari dua
bahasa yaitu bahasa inggris dan bahasa indonesia. Hari ini kami merundingkan
misi untuk menghancurkan bumi. Sudah lama kami terganggu dengan manusia yang
datang untuk meneliti planet kami, terutama kedatangan Curiosity Rover robot
penjelajah sebesar mobil yang merusak permukaan daratan Mars. Askley mengeluarkan
pesawat H2 Syclo Max B yang kecepatannya bisa mencapai 200/km per jam yang dia
simpan di dekat Gunung Olympus, di ujung daratan Mars. Hari ini kami turun ke
bumi.
Pesawat
dengan ukuran 9x4 meter terbang dengan kecepatan 200/km per jam. Entah mengapa,
Askley tidak memeriksa mesin pesawat sebelum keberangkatan. Konyolnya, Askley juga tidak menyiapkan pelengkapan
keselamatan, karena ia sangat yakin akan mendarat dengan selamat. Dan
terjadilah.
***
Aku
terbangun dengan badan yang terbaring lemah di atas suatu kasur tebal yang
cukup membuatku berbaring dengan sempurna . Askley dan Mark menatapku dengan
luka di leher dan kepalanya. Mereka segera menariku keluar ruangan yang
tertulis “UKS”. Aku melihat banyak sekali bidadari yang mengenakan pakaian panjang
dan penutup kepala yang menutupi hingga bagian perut dengan membawa barang yang
tertulis huruf melingkar-lingkar dan kitab berwarna kuning. Belakangan kutahu
dua benda itu adalah Quran dan kitab Washoya.
Salah
satu perempuan itu bernama Nafissah Hulya Assayidda.Aku melihat name tag
yang dikenakannya. Awalnya kukira makhluk di bumi bernama sama ternyata mereka
memiliki nama yang berbeda-beda . Terlihat gerombolan perempuan di belakang
perempuan itu mereka melihat keberadaanku. Askley dan Mark berteriak girang.
Perempuan-perempuan muda itu mengejar-ngejar kami. Askley memutuskan untuk
berhenti di bawah pohon yang penuh dengan semak-semak. Iini adalah tempat yang
tepat untuk bersembunyi. Tiba-tiba
Ψ£َΩَΩ
ْ
ΨͺَΨΉْΩَΩ
ْ Ψ£َΩَّ Ψ§ΩΩَّΩَ ΩَΩُ Ω
ُΩْΩُ Ψ§ΩΨ³َّΩ
َΨ§ΩَΨ§Ψͺِ ΩَΨ§ΩْΨ£َΨ±ْΨΆِ ΩُΨΉَΨ°ِّΨ¨ُ Ω
َΩْ
ΩَΨ΄َΨ§Ψ‘ُ ΩَΩَΨΊْΩِΨ±ُ ΩِΩ
َΩْ ΩَΨ΄َΨ§Ψ‘ُ ۗ ΩَΨ§ΩΩَّΩُ ΨΉَΩَΩٰ ΩُΩِّ Ψ΄َΩْΨ‘ٍ ΩَΨ―ِΩΨ±ٌ
“My heart
suddenly broke down, with this chant, what poem is this? I never heard it,”
tanyaku setelah mendengar kalimat asing tersebut.
“Anak-anak
perlu kalian tahu ya, Allah SWT mengatakan dalam surah Al-Maidah ayat 40
“Tidakkah kamu tahu bahwa Allah memiliki seluruh kerajaan di langit dan bumi
dia menyiksa siapa yang dia kehendaki dan dengan mengampuni siapa yang dia
kehendaki,” kata seorang lelaki paruh baya yang mengenakan sorban dan jubah
putih. Ia sedang berceramah di depan para santri putri. Askley terlihat sangat
senang mendengar lantunan syair itu.
”Who
is Allah?”gumamku dalam hati. Aku lebih tenang mendengarnya.
“Dan
Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu” sahut laki-laki itu.
“Who is Allah?” gumam Mark.
Ternyata
Mark juga sedang memikirkan apa yang sedang aku pikirkan sekarang. Kami sepakat
akan mencari tahu siapa “Allah SWT”. Kenapa dia begitu dihormati dan diagungkan
oleh manusia di bumi.
Semua
perempuan terlihat menutup seluruh tubuh mereka dan berjalan dengan teratur
meninggalkan bangunan tua asri yang sederhana dan membawa dua barang yang tadi sempat kulihat “Al-Qur’an”
dan “Kitab Washoya”.
“Askley
is you know about Al Qur’an and Kitab Washoya?” tanya Mark.
Aku
penasaran dengan benda itu. Hampir semua orang di tempat ini membawa dan membacanya.
Askley menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan oleh Tuhan
mereka sebagai petunjuk. Namun Askley tidak mengetahui siapa tuhan manusia di
bumi ini.
Lagi-lagi
perempuan yang bisa disebut santri itu mengerjar kami. Askley tidak sengaja
menjatuhkan pot bunga dekat kami bersembunyi. Aku dan Mark lari dengan kekuatan
super hingga badan kami terombang-ambing. Askley tertangkap seorang laki-laki
paruh baya yang menjelaskan isi Al-Qur’an terhadap para santriwati tadi.
“Assalamualaikum,siapa
namamu Nak?”
Askley
berusaha memahami sedikit demi sedikit bahasa Indonesia itu.
“Nama
saya Askley. Aku ingin tinggal di bumi” ujar Askley dengan terbata-bata
Laki-laki itu
tersenyum.
“You
are so genius. I believe that.”
Aku
dan Mark sangat kagum dengan kecerdasan Askley. Tiba-tiba..
“Mark
dan Ken disana!”
Semua orang di sini
memandang kami dan para santri putra tiba-tiba muncul dan menangkap kami
hadapan laki-laki paruh baya itu.
“Askley!”
Aku menatap
Askley kesal dan memangilnya dengan geram.
“We
must be best friend together,” katanya sambil menampakan muka jahil.
”Nama
saya Askley Winfey,anda bisa memanggill saya Askley.”
Semua tampak
terheran dengan kecerdasan bahasa yang dimiliki oleh Askley.
Ada
satu santri yang mengatakan,“Kamu bisa memanggilnya Kyai Cholil, Askley.”
Askley
memahaminya “Okay, Kyai Cholil.”
Sambil
hormat dihadapan laki laki paruh baya itu, semua tertawa dengan tingkah Askley.
Perempuan dengan nama Nafissah Hulya Assayidda memandangku dengan cukup ramah.
Aku tersenyum membalasnya.
“Sudah-sudah bubar. Santri putra kembali ke
asrama masing-masing!”
Seorang lelaki
dengan mengenakan baju berwarna putih dan sarung mengusir seluruh santri putra
yang masuk ke area santri putri.
”Kamu
bisa tinggal di Pondok Pesantren Al Muzzamil Tapi di pondok putra bukan putri.
Ssegera bergegas pergi!”
Kami segera
mematuhi perintah laki laki itu. Memasuki bangunan dengan corak kuno dan religi
tertulis “Pondok Pesantren Al Muzzammil” terletak di daerah pinggir persawahan
dekat dengan masyarakat luar pesantren. Masyarakat negara ini sepertinya senang
dengan bercocok tanam, dan mengembala kambing dan sapi.
Pertama
kali aku memasuki bangunan ini mendengar para santriwan disini menyanyikan
syair yang sangat mendebarkan jiwa “Allah Ya Nabbii Salam Alaika Ya Rasul
Salam Alakna Ya Habib Salam Alaika Sholawatullahalaika.”
Para
santriwann terlihat berdiri dengan barisan yang rapi sambil mengangkat tanganya
seperti memanjatkan doa, diiringi alat musik yang terbuat dan kulit dan kayu. Aku
dan kedua temanku melanjutkan perjalanan kami untuk menyusuri Pondok Pesantren
Al-Muzammil sambil mencari kamar yang akan kami tinggali untuk sementara.
“Faala
Faala Faalu Faalat Faalata Faalnaa Faalta Faaltuma Faaltum Faalti faaltuma
Faaltunna Faaltu Faalna”
Santriwan
terlihat duduk mengenakan gayung yang akan digunakannyya mandi dengan ember
yang berwarna-warni sebagai alat musik mereka bernyanyi-nyanyi dengan syair
yang berbeda kudengar sebelumnya. Askley tertawa dengan tingkah para santri ini
begitupun dengan Mark. Kuharap dengan ini misi mereka menghancurkan bumi ini
akan sirna. Terdengar suara
Allaahu
Akbar Allaahu Akbar Allahu Akbar
Allahuakbar
Asyhadu
an laa illaaha illallaah. Asyhadu an laa illaaha illallaah
Asyhadu
anna Muhammadar rasuulullah.
Asyhadu
anna Muhammadar rasuulullah
Hayya
'alas-shalaah Hayya alas-shalaah Hayya alas-shalaah
Hayya
'alal-falaah. Hayya alal falaah
Allaahu
Akbar, Allaahu Akbar
Laa
ilaaha illallaah
Lagi-lagi
suara ini menggetarkan jiwa. Di setiap ucapannya ada kata Allah. Aku akan
segera mencari tau siapa itu Allah. Para Santriwan yang tadi asyik bermain
dengan embernya segera bergegas memasuki kamar mandi. Yang telah selesai mandi
segera bergegas masuk kamar dan mengganti pakaian yang tadi dikenakannya
dengan sarung. Mereka terlihat antusias
sekali bergegas memasuki bangunan dengan arah suara syair tadi. Askley tertawa
terbahak-bahak.
“Why are you laughing Askley?” tanyaku.
Askley
sangat bahagia melihat para santri yang sedang dihukum sambil menaikan satu
kakinya dengan melantunkan syair yang mereka lakukan saat mereka menunggu
giliran masuk di depan kamar mandi tadi.
Kami
segera bergegas mencari tempat tinggal kami, seorang lelaki yang sepertinya
menjabat sebagai pengurus ini bersedia untuk mengantarkan kami ke kamar. Hari
pertama di Bumi, rasanya sangat asing bagi kami. Suhu kamar disini sangat
berbeda dengan kehidupan kami di Mars.
“What
are you doing Askley?” tanyaku pada Askley
“Ken,
we will broke the earth tommorrow! No matter what!”
Aku terheran dengan sifat Askley. Manusia di bumi
sangat baik, hampir semua ramah dan mengizinkan kami tinggal di sini. Tapi misi
itu akan terus berjalan. Aku hanya tersenyum karena aku hanya ingin tahu siapa
tuhanku sebenarnya. Mark terlihat terdiam dari tadi aku menghampirinya dan
menanyakan apa yang sedang dipikirkannya sekarang. Mark mengaku ingin
mengetahui siapa itu Allah. Pertanyaan Mark sama seperti dengan apa yang
kupikir dari tadi. Namun aku berusaha
untuk diam sekarang karena dengan mengatakan hal itu Askley akan marah dan
bigung dengan misiku sekarang.
“Kalian besok sudah mulai harus mengikuti agenda di pondok
pesantren ini. Sekarang kalian bisa ambil makanan di sebelah gedung ini jangan
lupa sholat.”
Pengurus Pondok
Pesantren Al Muzammil itu menyuruh kami untuk segera mengambil makanan aku
Askley, dan Mark sangat bahagia mendengarnya.
“What!
Do i have to take food all this time?”
Askley
cukup kaget dengan suasana disini,begitupun aku dan Mark. Hanya mengambil
makanan saja kita harus mengantri sepanjang 10 meter. Butuh waktu yang lama
untuk kami bisa menyantap makanan di bumi ini. Menunggu waktu yang sangat lama
dan kaki kami cukup pegal akibat lamanya kami berdiri. Akhirnya sekarang
giliran kami mengambil makanan. Makanan ini cukup asing bagi kami, Askley
berdiri menatap makanan ini daun daunan dengan air dan bubur lembek yang
berwarna putih.
“Itu namanya nasi terus yang hijau
itu sayur. Kita hanya makan itu di pondok pesantren ini. Jadi terima aja kalo
makanannya kayak gini soalnya kalian di pondok.”
Mark tertawa dengan perkataan
santriwan itu,”So the name is rice and vegetables.”
Aku sangat
salut dengan santri di sini hanya dengan makanan itu saja mereka sudah sangat
senang dan menunggu antrian yang sangat lama.
Berbeda
dengan Askley dia terlihat sangat tidak menerima kenyataan yang kita alami sekarang.
Setelah mendapatkan nasi dan sayur itu kami kembali ke kamar dan menyantap
makanan tadi. Askley mengabaikan makanan yang dibawannya dan bergegas untuk
tidur. Aku cukup heran dengan sikap Askley ini. Akhirnya aku dan Mark
menghabiskan makanan Askley.
“Kring!!
Kring!! Kring!!”
Alarm
pondok pesantren ini sangat mengganggu tidur kami. Mark melemparkan bantal ke
arah pintu.
“Aduh!”
Mark
tak sengaja melemparkan bantalnya ke arah wajah seorang lelaki yang berdiri di
pintu. Tanpa merasa bersalah Mark kermbali tidur.
“Bangun!
Bangun! Bangun!” seru lelaki itu.
Laki-laki
itu terlihat jengkel dengan ulah kami ia berusaha terus membangunkan kami.
”Apa?
Kita masih mau tidur! Sebaiknya anda kembali ke kamar kami lelah dengan
perjalanan kami dari Mars kemarin!’’ ucap Askley.
“Mars?
Mimpi apa kalian? Sekarang bangun shalat subuh!”
Laki-laki
itu mengganggu tidur kami sambil menahan tawanya,akibat perkataan Askley
tentang Mars. Askley tetap belum menyadari perkataannya tadi. Akhirnya kami
ketiduran hingga menunjukan pukul 08.00 pagi.
Kami
bangun,melihat para santriwan kembali ke arah asrama sambil membawa dua benda
yang lagi lagi kulihat Al Qur’an dan Kitab Washoya.
“What
exactly is that thing?”
Askley terlihat
sedang bertanya kepada salah satu santriwan.
Ternyata mereka baru saja selesai mengaji kitab Washoya dan membaca Al
Qur’an setelah sholat shubuh tadi pagi.
Aku sangat
menyesal tidak bangun. Jika aku bangun pastinya aku bisa tau siapa itu Allah. Aku
bisa bertanya dengan Kyai Cholil tadi.
“Panggilan
Kepada Askley Winfey, Ken Eldaverr Sydven, dan Mark Arzeil harap segera menuju
ke kantor pusat!”
Askley
menyuruhku dan Mark bergegas. Aku tidak bisa memahami maksud suara itu karena
suara itu full menggunakan bahasa Indonesia. Askley terlihat marah saat
memasuki kantor pusat Pondok Pesantren Al-Muzammil.
“Mengapa kami dipanggil?”
Kyai
Cholil memanggil kami dan menyuruh kami membersihkan seluruh area Pondok
Pesantren Al-Muzammil. Kami cukup terkejut dengan keputusan Kyai Cholil. Tidak
hanya membersihkan seluruh area pondok, kami juga diperintahkan untuk menghafal
dua bab kitab Kuning Washoya. Kami hanya bisa terdiam karena Kyai Cholil
mengancam akan mengeluarkan kami dari Pondok Pesantren Al-Muzammil jika kami
tidak bersedia melakukan hukuman itu. Askley menerima karena Askley berniat
akan merusak bumi ini. Pada hari ini juga. Setelah menemui Kyai Cholil aku
berpisah dengan Askley dan Mark. Aku ingin mencoba berjalan sendiri
mengelilingi Pondok Pesantren Al-Muzammil ini. Seorang santriwan menghampiriku.
“What is your name?” sambil
menjulurkan tangan kanannya sebagai tanda perkenalan.
Sepertinya
dia sudah mengetahui aku tidak bisa berbahasa Indonesia.
“My
name is Ken,” jawabku.
”My
name is Muhammad Azhar, you can call me Azhar.”
Aku
senang bertemu dengan Azhar,aku meminta Azhar untuk menjelaskan seluk beluk
Pondok Pesantren Al Muzammil ini dan aktivitasnya yang unik. Aku baru
mengetahuinya ternyata dulu Kyai Cholil adalah Kyai yang sangat di hormati di
daerah Kediri ini. Beliau terkenal dengan keramahan, kesopanan, dan
kecerdasannya dalam mengajar al Qur’an dan Kitab Kuning kepada santriwan maupun
santriwati. Namun, sayang sekali jika Ustadz Cholil marah, ia akan memberikan hukuman
yang tidak terkira. Dia sangat bijaksana dalam mendidik santrinya.
Awal
Azhar mengenal Kitab Kuning juga di Pondok Pesantren Al Muzammil. Di Inggris Azhar
hanya mengetahui Al Qur’an. Oleh karena itu, Azhar sangat bersyukur bisa
mengetahui Islam lebih dalam di sini.
“I’am
happy. I can know about tashrifan, dibaiyah, murojaah,and tolerancy.”
Aku
belum bisa memahami istilah-istilah yang disebutkan dengan bahasa pesantren
itu. Namun aku cukup paham dengan pengenalan pesantren yang dijelaskan oleh Azhar.
Azhar bercerita dari awal dia beradaptasi sampai Azhar sekarang yang bisa
berbahasa Indonesia dengan fasih. Dia bahagia bisa kenal dengan orang dari
berbagai penjuru daerah yang mengajarkan banyak pelajaran yang sangat berguna
bagi kehidupannya. Sejak satu tahun yang lalu Pondok Pesantren Al Muzammil
menjadi pondok pesantren yang sangat diminati oleh masyarakat indonesia. Santrinya
berasal dari berbagai daerah. Bahkan ada juga yang berasal dari luar negeri, yaitu
Inggris, Amerika Serikat, dan banyak
lagi. Aku sangat senang bertemu Azhar hari ini. Dia hebat. Dia bisa berbahasa
Inggris dengan sangat fasih dan aku bisa memahaminya dengan baik.
“Where
do you come from Zhar?”
“I’m
from England.”
Jelas dia bisa
berbahasa Inggris dengan sangat baik. Azhar bercerita bahwasanya 3 tahun yang
lalu Azhar pindah ke Indonesia bersama pamannya. Orangtuanya telah berpisah 2
bulan sebelum keberangkatan Azhar ke Indonesia akibat perbedaan agama. Azhar
tinggal bersama Mamanya. Namun, Azhar berpikir ingin mengetahui Islam lebih
dalam lagi. Kala itu pamannya mengajak Azhar untuk tinggal bersama Pamannya di
Indonesia. Azhar sangat senang dengan ajakan pamannya itu.
Awalnya
Sharen, Mama Azhar tidak mengizinkan keputusan Azhar karena jarak Indonesia dan
Inggris sangat jauh. Azhar menjelaskan kepada Mamannya bahwa dia ingin
menghafalkan Al-Qur’an. Dengan menghafal Al-Qur’an Azhar bisa membawa Mamanya
ke Surga. Awalnya aku bingung dengan apa yang dikatakan Azhar. Ternyata Surga
adalah tempat yang sangat indah lebih indah dari pada dunia ini. Syarat orang jika
ingin masuk ke surga adalah melaksanakan semua perintah Allah swt dan menghindari
larangannya.
“Who is
Allah?” tanyaku pada Azhar.
Tiba-tiba,
“Duarr!”
Seperti
suara ledakan bom yang sangat dahsyat. Seluruh santriwan bergegas menuju ke
arah suara itu. Aku berfirasat buruk tentang hal ini. Aku mengajak Azhar untuk
segera menuju ke arah suara itu. Askley dan Mark berdiri di atas kerumunan
orang dan mengatakan mereka benci dengan makhluk di bumi ini. Mereka akan
menghancurkan bumi ini pada hari ini.
Kyai
Cholil berdzikir di antara kerumaunan santriwan dan santriwati. Keadaan
terlihat sangat gundah. Santriwati berusaha untuk menjauh dari area ledakan.
“Askley,
Mark, stop!”
Aku menegaskan ucapanku. Aku sangat kecewa dengan kelakuan Mark dan
Askley “We must immediately destroy this earth! Right after that nobody
distrubs us,Ken. We can return to Mars calmly.”
Azhar
memahami apa yang dikatakan oleh Askley. Dia menanyakanku siapa aku sebenarnya.
Semua santriwan berusaha untuk menjauhkan Kyai Cholil dari area kejadian ini. Mereka
terlihat sangat melindungi Kyai Cholil. Aku sangat merasa menyesal dengan
kelakuan kedua temanku. Aku ingin ikut melindungi Kyai Cholil, namun Kyai
Cholil tetap berusaha di tempatnya dan terus berdzikir melantunkan semua syair-syair
yang membuat hatiku tenang.
“Abah!”
teriak seorang perempuan, Sayyida Hulya Hurwaida.
Aku
menengok ke arahnya dia berusaha menjauhkan jangkauan bom dari Kyai Cholil. Namun
semua sudah terlambat darah bercucuran di jubah putih yang dikenakan Kyai
Cholil. Semua santriwan terdiam melihat kejadian ini. Ada yang berteriak tangis
dan marah terhadap ulah Askley. Azhar memaki Ken di atas kerumunan santriwan
dan santriwati. Dari kejadian ini aku bertekad untuk tidak memaafkan Askley.
Askley
ikut menyesal dengan perlakuannya dia ingin menghancurkan bumi. Namun Askley
ingin melindungi Kyai Cholil karena Askley rasa Kyai Cholil adalah Kyai yang
sangat baik dan patut untuk disegani semua makhluk yang ada di jagat raya ini.
“Puas! Kalian sudah membuat abah saya
seperti ini! Makhluk apa kalian? Abah
saya sudah memberi banyak kebaikan terhadap kalian bertiga tapi apa balasan
kalian sekarang?” perempuan itu menangis sambil memaki-maki kami bertiga.
Aku
mengerti perasaan yang sedang dirasakannya.
“Maafkan
saya. Saya menyesal,” ucap Askley
Perempuan
itu tak mengacuhkan seluruh kata-kata Askley. Azhar mengatur seluruh santriwan
untuk segera membawa Kyai Cholil ke Rumah Sakit yang jaraknya cukup jauh dari
area Pondok Pesantren Al-Muzammil.
“Asal kalian tahu, Abah sudah tahu
siapa kalian. Begitupun dengan saya. Kalian adalah makhluk dari Mars yang tidak
mengerti kebaikan dan Tuhan. Jelas kalian tega melakukan seperti ini pada abah
saya. Sejak awal saya tidak setuju untuk menolong kalian tapi abah saya yang
ingin menolong kalian.”
Aku
dan Mark tidak mengerti apa yang dikatakannya. Yang kutahu pasti dia sangat
sedih dengan kejadian ini. Askley terlihat menyesal dengan semua ini. Dia
menjelaskan semua yang dikatakan oleh perempuan itu pada kami. Ternyata Kyai
Cholil yang membantu kami selama ini. Perempuan meninggalkan kami bertiga. Dia
terlihat sangat kecewa dengan perbuatan kami. Aku mengikutinya diam-diam.
“Ngapain ngikutin saya? Sekarang mau nyelakain
saya?”
Aku tidak
mengerti dengan apa yang dikatakannya.
“Why
do you follow me? You want to hurt now?”
Perempuan
itu terlihat kesal dan kecewa. Sekarang aku berada di suatu ruangan yang sangat
luas. Atapnya hampir hancur seperti ruangan tanpa atap akibat kerusakannya
yangg fatal. Terlihat pesawat yang rusak dengan nama H2 Sylco Max. Ternyata
Kyai Cholil dan perempuan itu menyimpannya di dalam ruangan.
Perempuan
itu menjelaskan pesawat itu jatuh diatas ruangan ini dan menghancurkan ruangan
dengan ukuran 9 kali 10 meter ini. Kyai Cholil menolong kami bertiga dan
memerintah perempuan itu untuk menyusuri darimana asal kami. Dari situ dia
mengetahui kami berasal dari luar angkasa.
“Who
is your name?” tanyaku padanya.
”Hulya”
jawabnya dengan menyisakan air mata di pipi.
Aku meminta
maaf kepada Hulya atas semua kesalahan yang dilakukan aku dan kedua temanku
Askley dan Mark. Hulya akhirnya menerimanya dia berusaha ikhlas dan meminta doa
kepada seluruh santriwan dan santriwati untuk mengirim surah Al Fatihah kepada
Abahnya.
“What
is Al Fatihah?” tanyaku padanya.
“Masyaallah”
jawab Hulya.
Dia
sudah mengerti jika aku bukanlah makhluk bumi akhirnya dia menjelaskan semua
kepadaku tentang agama dan kepercayaan
“First, we have god. His name is Allah. Allah is God for all beings in
this universe want the earth and our god mars are gods. Allah gives miracles to
Muhammad's prophet in the form of Al Qur'an. Al Qur'an is a holy book revealed by Allah SWT through the intermediary Angel
Gabriel to the prophet Muhammad who must be delivered to all humans in the
universe. Al Qur'an as a guide to human life
whoever memorizes that Allah will put it into heaven dan satu
lagi kitab washoya adalah kitab yang
berisi tentang akhlak dengan bahasa arab dan jawa jika kamu ingin mengetahuinya,”
kata Hulya.
Sekarang aku mengerti apa itu kitab washoya dan siapa itu Allah dan aku harus menyembahnya. Hulya berjanji akan membantuku,n amun aku harus bersedia untuk menjalankan perintah Allah diantaranya shalat, puasa, dan masih banyak lagi. Aku sepakat dengan persyaratan itu dituntun oleh Hulya untuk mengucapkan kalimat syahadat.
“Asyhaduallaillahaillallah wa asyhaduanna muhammadarsulullah“ kata Hulya dengan lantunan yang indah. Aku mengikutinya.
“Alhamdulillah sekarang aku sudah
bisa menjadi umat islam.”
***
Askley tiba-tiba datang dan mengatakan
bahwa kondisi Kyai Cholil membaik dan hanya terjadi luka benturan yang tidak
begitu parah. Besok Kyai Cholil akan segera di bawa kembali ke Pesantren.
Pagi itu semua santriwan dan
santriwati menyambut baik kedatangan Kyai Cholil aku dan kedua sahabatku
mencium kaki Kyai Cholil sebagai tanda
maaf kami. Hulya tersenyum dengan keadaan yang sangat membahagiakan ini. Hari
ini Askley memutuskan untuk kembali ke Mars dan menggagalkan misinya aku setuju
dengan keputusannya. Kami sudah cukup merusak bumi ini, Namun Askley meminta
Kyai Cholil ikut dengan kami ke Mars. Semua santriwan dan santriwati terkejut
dengan keputusannya,Askley ingin mendirikan Pesantren di Mars. Hulya
menyetujuinya dan akan ikut kami membangun Pesantren di sana. Namun dia akan
kembali ke bumi setelah proyek selesai. Aku bahagia ini bukan pertemuan
terakhirku dengannya.
“Really Hulya?” kataku meyakinkannya.
“Yes,I’am sure,”katanya
dengan yakin.
“Okay! Lets go!” semangat
Askley begitu membara.
Pesawat
berkekuatan tiga ratus km perjam memamerkan sayapnya. Semua santri bertepuk
tangan.
“Good bye earh i will miss you.”
***
Mars
Kami berhenti di pinggiran Valles
Marinaris,yang panjangnya melebihi 4.990 km. Kedalaman ngarai itu enam
kilometer,atmosfer di Mars sangat tipis dan temperaturnya sangat dingin. Seperti
biasanya Kyai cholil selalu berdizikir. Kami membawa besi-besi berkualitas dari
bumi yang bisa bertahan di planet Mars. Tahap demi tahap kami bangun bersama
bersama makhluk-makhluk luar angkasa seperti Litle Green Men,panjang satu
haridi Mars lebihdari dua jam di bumi ,26 jam perhari dan panjang satu tahunnya
1,88 tahun bumi Memiliki posisi orbit ke empat dari matahari.Dengan bantuan
makhluk luar angkasa pesantren ini berdiri tegak di pinggiran Valles marinaris
yang dibangun dengan waktu 52 jam.
Kyai Cholil tetap berdzikir dan
bersholawat. Hulya ikut menginstrusikan makhluk luar angkasa untuk membangun
pondok pesantren. Tahap demi tahap pesantren ini selesai dibangun dan akhirnya
Hulya pamit untuk kembali ke bumi bersama Kyai Cholil. Askley dan Mark berusaha
menenangkanku,Pesawat Kyai Cholil dan Hulya akan segera turun kebumi. Namun
mereka harus translate terlebih dahulu ke hotel Cycler untuk menggantinya
dengan roket,Cycler adalah hotel luar angkasa yang disiapkkan oleh manusia
untuk perjalanan dari mars ke bumi ,Aku memberiksn tanda pengenal luar angkasa
kepada Kyai Cholil dan hulya agar mereka tidak harus membayar dengan biaya yang
sangat mahal
Sebelum keberangkatannya ke bumi
Kyai Cholil memberikan Al Qur’an kepada Askley dan Askley harus mengajarkan
semua ilmu di bumi kepada makhluk luar angkasa.Baru kusadari Askley dan Mark
sudsh mauk islam.mereka menjelaskan padaku mereka masuk Islam saat merawat Kyai
Cholil sebelum kepulangannya ke pesantren kala itu di bumi.
Kyai Choluil dan Hulya segera
bergegas. Pesawat dengan logo Super Nova akan mengantarkan mereka menuju hotel
Cycler. Seluruh makhluk di Mars melakukan penghormatan kepada pesawat yang
ditungganggi Hulya dan Kyai Masykur.
“Hulya I will miss you!”teriakku
di daratan Mars.
Hulya tersenyum tak kusangka
secepat ini dia pertemuan kami. Aku harus sadar kami ada di planet yang berbeda,
dia di bumi dan aku di Mars. Bidadari itu menjauh dari Mars. Namun suaraku
masih bisa terdengaer.
Hulya berteriak “I will miss you
too Ken!”
“Be patient Ken,” kedua sahabatku
menenangkanku yang kedua kalinya
Sekarang aku yakin pesantren ini
akan berdiri kokoh dengan bersama makhluk makhluk di Mars. Aku akan mengajarkan
kepada mereka tentang semua yang aku pelajari di pesantren kala itu. Terimakasih
Hulya terimakasih, Kyai Cholil, terimakasih Azhar dan seluruh penghuni
pesantren Al Muzammil. Aku akan selalu mengenang kalian dalam setiap
keberhasilanku.
oke
ReplyDeleteoke bagus banget
ReplyDeleteSangat bagus
ReplyDeleteReally Good
ReplyDeleteKerenn... Simple tapi dalemπ
ReplyDeleteLuar biasa bgus
ReplyDeleteLanjutkan ceritanya
ReplyDeleteπππ
ReplyDeleteOke banget nih... Salma, intan salut deh
ReplyDeletethat so good.excelent,sal....
ReplyDeleteGood��
ReplyDeleteSemangatt��
Bakatt ni:)
Sukses selalu nak
ReplyDeleteTerimakasihhh
ReplyDeleteGod bless your step
ReplyDelete